SEKILAS INFO
13-05-2025
  • 2 tahun yang lalu / Ngalap Berkah Poro Muassis Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum   –   Dibuka PPDB Tahun Pelajaran 2024/2025 mulai 03 Januari 2023 – 15 April 2024
21
Apr 2025
0
Jejak Gagasan Kartini dalam Spirit Perjuangan Nahdlatul Ulama

Jombang — Setiap kali tanggal 21 April tiba, bangsa Indonesia mengenang Raden Ajeng Kartini sebagai sosok pelopor emansipasi perempuan Nusantara. Meski hidup di masa kolonial dan di tengah adat Jawa yang sangat patriarkal, Kartini berani menyalakan api perlawanan melalui gagasan-gagasannya tentang keadilan, pendidikan, dan kesetaraan (Kartini, 2004).

Benang Merah: Pendidikan, Keadilan, dan Keberpihakan pada Kaum Mustadh’afin

Kartini sangat percaya bahwa pendidikan adalah jalan utama membebaskan manusia, khususnya perempuan, dari ketertinggalan (Abdullah, 1988). Dalam surat-suratnya kepada sahabat di Belanda, Kartini berkali-kali menyuarakan kegelisahan atas kondisi perempuan pribumi yang tidak mendapatkan hak belajar. Nilai ini kemudian menjadi salah satu prinsip perjuangan NU, khususnya lewat peran para kiai pesantren dalam membuka akses pendidikan bagi masyarakat bawah (Ismail, 2010).

NU sejak awal berdiri bukan hanya organisasi keagamaan, tetapi juga gerakan sosial yang berpihak pada kaum mustadh’afin (Noer, 1995). Pesantren-pesantren NU bahkan sejak sebelum kemerdekaan telah menjadi benteng pendidikan rakyat kecil, termasuk bagi kaum perempuan (Bruinessen, 1995).

Perempuan, Pesantren, dan Ruang Belajar di Lingkungan NU

Kartini menolak keras tradisi pingitan dan sistem sosial yang membatasi gerak perempuan (Kartini, 2004). Ia bermimpi mendirikan sekolah bagi anak-anak perempuan, sesuatu yang saat itu dianggap tabu. Semangat ini selaras dengan upaya para ulama pesantren yang secara perlahan membuka ruang bagi perempuan untuk mengakses pendidikan agama dan umum (Bruinessen, 1995).

Di pesantren-pesantren NU, tradisi pengajian untuk perempuan (diniyah) telah menjadi bagian penting dalam kehidupan pesantren sejak awal abad ke-20 (Ismail, 2010). Banyak perempuan pesantren yang kemudian menjadi tokoh masyarakat, pengasuh pesantren, hingga aktivis sosial di lingkungan NU. Apa yang diperjuangkan Kartini tentang kesetaraan dalam pendidikan nyatanya sejalan dengan prinsip inklusif NU yang merangkul semua golongan tanpa memandang gender.

Kesadaran Sosial dan Perlawanan terhadap Ketidakadilan

Kartini tak hanya bicara soal perempuan. Ia juga mengecam ketidakadilan sosial akibat kolonialisme yang memiskinkan rakyat Nusantara (Kartini, 2004). Kritiknya terhadap sistem feodalisme dan ketidaksetaraan sosial merupakan bentuk kesadaran kelas yang juga menjadi perhatian utama Nahdlatul Ulama (Noer, 1995). NU sejak awal berdiri di bawah komando Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari turut melawan ketidakadilan yang dilakukan kolonial Belanda dan mendukung upaya kemerdekaan (Ismail, 2010).

Warisan Kartini dalam Keluarga Besar NU

Hingga saat ini, semangat Kartini terus hidup dalam tubuh NU. Banyak tokoh perempuan NU yang meneruskan perjuangan Kartini dalam ranah pendidikan, sosial, maupun politik (Ismail, 2010). Organisasi perempuan NU seperti Muslimat NU, Fatayat NU, hingga IPPNU (Ikatan Pelajar Putri NU) menjadi wadah bagi kaum perempuan untuk berkiprah di berbagai bidang.

NU bahkan aktif mendorong lahirnya pesantren-pesantren putri serta madrasah bagi anak-anak perempuan, sesuatu yang dulu diperjuangkan dengan susah payah oleh Kartini (Bruinessen, 1995).

Intinya

Meski hidup di zaman yang berbeda, gagasan Kartini dan perjuangan Nahdlatul Ulama memiliki kesamaan nafas: membela kaum lemah, memperluas akses pendidikan, dan menegakkan keadilan sosial (Noer, 1995). Kartini memang tak pernah bersentuhan langsung dengan NU, tetapi ruh perjuangannya menemukan rumah di pesantren-pesantren dan komunitas NU.

Di momentum Hari Kartini ini, keluarga besar NU kembali diingatkan bahwa perjuangan belum selesai. Masih banyak Kartini-Kartini masa kini yang butuh ruang, kesempatan, dan dukungan untuk melanjutkan cita-cita mulia: membebaskan manusia dari kebodohan dan ketertindasan (Kartini, 2004).

Data Sekolah

MTs Bahrul Ulum Tambakberas

NPSN : 20582342

Jalan KH Abdul Wahab Chasbullah no. 194
KEC. Jombang
KAB. Jombang
PROV. Jawa Timur
KODE POS 61419